Archive for 2013
Bentuk-bentuk Respon Terhadap Perintah
By : UnknownBentuk respon terhadap perintah bisa bermacam-macam dan bertahap-tahap. Adapun bentuk respon itu antara lain:
1. Merumuskan Kembali Dengan Kalimat Sendiri
Dengan cara merumuskan kembali perintah-perintah dengan kalimat sendiri, perintah-perintah yang kita terima akan lebih mudah kita ingat atau kita pahami.
2. Membuat Rangka/Bagan/Tabel Perintah
Jika dipandang perlu, rangka/bagan/tabel perintah perlu dibuat. Dengan bantuan sajian visual berupa rangka/bagan/tabel kita akan lebih mudah memahami perintah-perintah secara komprehensif.
3. Merencanakan Kegiatan Untuk Memenuhi Perintah Secara Verbal Atau Non Verbal
Kegiatan yang akan kita lakukan dalam rangka melaksanakan perintah perlu direncanakan dengan baik, dan kalau perlu dipetakan dalam bentuk visual apakah dengan rangka/bagan/tabel. Dengan bantuan penyajian visual kita akan lebih terbantu untuk memahami apa yang harus dilakukan dan bagaimana tahap-tahapnya.
4. Mengkonfirmasikan Kebenaran Rencana Kegiatan Atau Rencana Kerja
Mengingat bisa jadi rencana kerja kita ada yang kurang tepat, perlu kita melakukan konfirmasi kepada atasan. Dengan demikian risiko atas tindakan kita tidak semata menjadi tanggung jawab kita, tetapi juga tanggung jawab atasan. Itulah pentingnya melakukan konfirmasi.
sumber : http://fdhly.wordpress.com
1. Merumuskan Kembali Dengan Kalimat Sendiri
Dengan cara merumuskan kembali perintah-perintah dengan kalimat sendiri, perintah-perintah yang kita terima akan lebih mudah kita ingat atau kita pahami.
2. Membuat Rangka/Bagan/Tabel Perintah
Jika dipandang perlu, rangka/bagan/tabel perintah perlu dibuat. Dengan bantuan sajian visual berupa rangka/bagan/tabel kita akan lebih mudah memahami perintah-perintah secara komprehensif.
3. Merencanakan Kegiatan Untuk Memenuhi Perintah Secara Verbal Atau Non Verbal
Kegiatan yang akan kita lakukan dalam rangka melaksanakan perintah perlu direncanakan dengan baik, dan kalau perlu dipetakan dalam bentuk visual apakah dengan rangka/bagan/tabel. Dengan bantuan penyajian visual kita akan lebih terbantu untuk memahami apa yang harus dilakukan dan bagaimana tahap-tahapnya.
4. Mengkonfirmasikan Kebenaran Rencana Kegiatan Atau Rencana Kerja
Mengingat bisa jadi rencana kerja kita ada yang kurang tepat, perlu kita melakukan konfirmasi kepada atasan. Dengan demikian risiko atas tindakan kita tidak semata menjadi tanggung jawab kita, tetapi juga tanggung jawab atasan. Itulah pentingnya melakukan konfirmasi.
sumber : http://fdhly.wordpress.com
Klasifikasi Kata berdasarkan Kelas Kata
By : Unknown
Dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia, terkandung banyak
unsur bahasa yang berkaitan dengan makna kata dan ruang lingkupnya. Juga
penggunaan gaya bahasa yang berhubungan dengan ungkapan dan bentuk-bentuk pemakaiannya.
Kata merupakan unsur yang sangat penting
dalam membangun suatu kalimat. Tanpa
kata, tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan
yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis katanya.
Secara umum kelas kata terdiri dari beberapa
macam, yaitu:
(1) kata kerja (verba)
(2) kata sifat (adjektif)
(3) kata keterangan (adverbia)
(4) kata benda (nomina)
(5) kata ganti (pronomina)
(6) kata bilangan (numeralia)
(7) kata tugas
1.
Kata Kerja (Verba)
Kata kerja ialah kata yang menyatakan
perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya
berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata
kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1)
Dapat
diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan
+ kata sifat.
Contoh:
pergi (Pergi dengan gembira.)
tidur (Tidur dengan nyenyak.)
jalan (Jalan dengan santai.)
(2)
Dapat
diberi aspek waktu, seperti akan,
sedang, dan telah.
Contoh:
(akan)
mandi
(sedang)
tidur
(telah)
pergi
(3)
Dapat
diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
(tidak) makan
(tidak) lihat
(tidak) pulang
(4)
Berawalan me- dan ber-
Contoh:
melatih
melihat
merakit
berdiskusi
berpikir
berusaha
2.
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda.
Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapatdigolongkan ke dalam kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan
berikut.
(1)
Dapat
diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh:
indah (sangat indah/indah
sekali)
baik (sangat baik/baik
sekali)
tinggi (sangat tinggi/tinggi
sekali)
(2)
Dapat
diberi awalan se- dan ter-.
Contoh:
luas (seluas/terluas)
bodoh (sebodoh/terbodoh)
mudah (semudah/termudah)
buruk (seburuk/terburuk)
baik (sebaik/terbaik)
(3)
Dapat
diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
murah (tidak murah)
sulit (tidak sulit)
pahit (tidak pahit)
3.
Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah
kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva,
nomina predikatif, atau kalimat.
Berikut adalah macam-macam adverbia.
(1)
Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian,
niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
(2) Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk
berikut.
(a) Adverbia reduplikasi, misalnya; lagi-lagi,
lebih-lebih, paling-paling.
(b)
Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
(c) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya:
terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4.
Kata benda (Nomina)
Kata benda ialah kata yang mengacu pada
benda, orang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam
kelas kata benda apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1)
Dapat
diikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh:
Mobil (mobil yang bagus/mobil
yang sangat bagus)
Pemandangan (pemandangan yang indah/pemandangan yang sangat indah)
Pemuda (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat
gagah)
(2)
Berimbuhan
pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.
Contoh:
permainan
pertunjukan
kesehatan
(3)
Dapat
diingkari dengan kata bukan.
Contoh
:
Saya
(bukan saya)
Roti
(bukan roti)
Gubuk
(bukan gubuk)
5.
Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau
pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi
untuk mengganti kata benda atau nomina.
Contoh:
Aku sudah mencoba membujuknya.
Kami sangat berharap kepada kalian.
Dia telah meninggalkan kita.
Itu memang miliknya.
6.
Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan
atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang,
binatang, dan benda.
Contoh:
Ibu membeli gelas selusin.
Ia mendapat peringkat pertama di
kelasnya.
Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor
kambing.
Sepertiga dari harta warisan itu
disumbangkan ke panti asuhan.
7.
Kata Tugas
Kata tugas dapat dirinci menjadi
empat jenis kata, yaitu (1) kata depan,
(2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.
(1)
Kata
Depan (Preposisi)
Kata
depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Contoh:
di
(sebelah) utara = menunjuk arah
ke
timur = menunjuk arah
dari
pasar = menunjuk tempat
pada
hari senin = menunjuk waktu
(2)
Kata
Sambung (Konjungsi)
Kata sambung
adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata;
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa.
Contoh
:
adik
dan kakak
makan
atau minum
tidak
makan, tetapi minum
ia
tidak naik kelas karena bodoh
Adi
meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.
(3)
Kata
Sandang (Artikula)
Kata
sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.
Contoh:
sang
guru (sang bermakna tunggal)
para
pemimpin (para bermakna jamak)
si
cantik (si bermakna netral)
(4)
Kata
Seru (Interjeksi)
Kata
seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.
Contoh:
Aduh,
kakiku sakit sekali.
Astaga,
mengapa kamu berani mencuri ?
Ayo,
jangan putus asa.
“Wah,
mahal sekali!” kata adik.
Kata yang
dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah hai, nah, oh,
celaka, gila, Masya Allah, dan Alhamdulillah.
(5)
Partikel
Partikel adalah
kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya,
perintah, dan pernyataan (berita).
Contoh
partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan –pun
Kita baru saja
mempelajari kelas kata beserta ciri-cirinya. Dalam suatu wacana, tentu terdapat
berbagai kata, frasa, dan kalimat. Kita
dapat merinci setiap kata berdasarkan kelas katanya.
sumber : http://040585.blogspot.com
Pengertian, Cara Membuat, Contoh Parafrasa, dan Jenis-jenis Parafrasa
By : Unknown
Pengertian
Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu
tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang
tersembunyi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu
teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk
dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara
Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus
dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa
lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat
kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan
pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Sunakanlah
sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan
kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
Cara
Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
Bagaiamana cara memparafrasekan
puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memfaraprasekan
puisi menjadi prosa, ialah :
- Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama ;
- Pahami isi kandungan puisi secara utuh ;
- Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi ;
- Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri ;
- Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan
cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa
menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan
berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak
berubah
4. bahasa/cara
penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya,
parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks
keseluruhan
2. menentukan
pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan
yang hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok
pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan
pokok pikiran
6. membentuk wacana
sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat
Tinggal
aku
berkaca
ini
muka penuh luka
siapa
punya?
kudengar
seru menderu
dalam
hatiku
apa
hanya angin lalu?
lagu
lain pula
mmenggelepar
di tengah malam buta
ah...!!!
segala
menebal, segala mengental
segala
tak kukenal
(Chairil
Anwar)
parafrasanya menjadi:
Ketika si ku berkaca, aku sangat
terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu,
dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun
mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya
jadi mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.
Contoh 2
Aku
Kalau
sampai waktuku
'Ku mau
tak seorang 'kan merayu
Tidak juga
kau
Tak perlu
sedu sedan itu
Aku ini
binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Bila
peluru menembus kulitku
Aku tetap
meradang menerjang
Lukadan
bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga
hilang perih peri
Dan aku
akan lebih tidak peduli
Aku mau
hidup seribu tahun lagi
(Chairil
Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia
menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih, bahkan juga kekasih atau
istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang
meratapi kematian si aku sebab tidak ada gunanya. Si aku ini adalah binatang
jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak
terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia ditembak, peluru
menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan memberontak terhadap aturan-aturan
yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan
akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada
akhirnya akan hilang sendiri.
Si aku akan makin tidak peduli pada
segala aturan dan ikatan, halangan, serta penderitaan. Si aku mau hidup seribu
tahun lagi. Maksudnya, si aku menginginkan semangatnya, pikirannya,
karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo)
Jenis parafrasa ada 2 yaitu:
1.
Parafrasa
terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau
menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah
dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa
tersebut.
2.
Parafrasa
bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata
yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.
Parafrasa Terikat
MENYESAL
Kini
PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang
DATANG MEMBAYANGi alam
pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu
AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena
BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka
bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN
ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR
BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)
Parafrasa Bebas
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan
seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu.Kini di
hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak
punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia
tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda
untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih
baik (tempat yang dihormati).
Contoh puisi
Gadis Peminta-minta
Setiap kita
bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu
kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku
pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi
hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut,
gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah
jembatan yang melulur sosok
Hidup dari
kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari
kemayaan riang.
Duniamu yang
lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas
di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni,
terlalu murni
Untuk dapat
membagi dukaku
Kalau kau mati,
gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu
tak ada yang punya
Dan kotaku, oh
kotaku
Hidupnya tak lagi
punya tanda
(Toto Sudarto
Bachtiar, suara, 1950 )
A. Mencari Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari
Melulur : meluncur masuk dengan mudah
Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada hanya
ada dalam angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
B. Parafrasa terikat
Setiap kita bertemu dengan gadis kecil
berkaleng kecil aku merasa
iba padanya
Setiap
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam
menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah
padaku pada bulan merah jambu saat itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis
kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng
kecil itu
Mereka Pulang
ke bawah jembatan yang melulur sosok tanpa rasa takut
Mereka Hidup
dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan yang tak kan
pernah ada
Hanya Gembira
dari kemayaan riang.
Namun Duniamu
yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia
ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh
kotaku
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
C.
Parafrasa bebas
Puisi Gadis kecil
berkaleng kecil diatas pengungkapan seorang penyair bahwa Setiap kita bertemu
dengan gadis kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman mereka terlalu abadi
untuk kita kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat mereka saat
meminta minta pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada mereka
kota ini terasa hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu,
sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh mereka meluncur masuk dengan mudah tanpa
rasa takut ataupun kesusahan. Mereka hanya bisa berkhayal dari kehidupan yang
mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak ada. Namun
mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun mereka
selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa mereka
tetap suci dan terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka mati, bagaikan
bulan diatas tak ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi tanpa kehadiran
mereka seperti tiada kehidupan yang berarti.
Contoh
Memparafrasakan puisi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih
menyebut namaMu
Biar susah
sungguh
Mengingat kau
penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip
lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di
negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di
negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku
mengetuk
Aku tidak bisa
berpaling
A. Mencari Arti kata yang sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri asing : pengakuan penyair akan dosa-dosanya,
sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling : mengungkapkan tekad
bulat penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia
tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
B. Menyisipkan kata pada puisi
Doa
Tuhanku aku mohon ampunanMu
diDalam
aku termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biarpun susah sungguh menghadapi kenyataan hidup
Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh
Dengan cayaMu
panas suci
meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau
sangatlah berarti
Tuhanku yang Maha Esa
Aku seperti hilang bentuk
Terasa Remuk
tubuhku
Tuhanku Yang Maha Kuasa
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Yang Maha Pengampun
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling apapun yang terjadi
C. Parafrasa bebas
Puisi diatas mengisahkan seseorang yang
sedang termangu, ia tetap menyebut nama Tuhannya, Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa
yang ia perbuat . Dia berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah karena
memikirkan urusan dunia.Ia sadar atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci,
meskipun tinggal kerdip lilin baginya sangatlah berarti.Ia merasa seperti
tubuhnya hancur penuh dengan dosa. Ia merasa asing bagi dirinya, Ia bertekad
bulat bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi pilihannya, ia tidak akan berpaling
lagi, apa pun yang terjadi.
sumber : http://kang-faster.blogspot.com