- Back to Home »
- Pengertian, Cara Membuat, Contoh Parafrasa, dan Jenis-jenis Parafrasa
Posted by : Unknown
Rabu, 25 September 2013
Pengertian
Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu
tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang
tersembunyi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu
teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk
dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara
Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus
dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa
lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat
kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan
pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Sunakanlah
sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan
kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
Cara
Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
Bagaiamana cara memparafrasekan
puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memfaraprasekan
puisi menjadi prosa, ialah :
- Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama ;
- Pahami isi kandungan puisi secara utuh ;
- Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi ;
- Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri ;
- Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan
cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa
menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan
berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak
berubah
4. bahasa/cara
penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya,
parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks
keseluruhan
2. menentukan
pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan
yang hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok
pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan
pokok pikiran
6. membentuk wacana
sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat
Tinggal
aku
berkaca
ini
muka penuh luka
siapa
punya?
kudengar
seru menderu
dalam
hatiku
apa
hanya angin lalu?
lagu
lain pula
mmenggelepar
di tengah malam buta
ah...!!!
segala
menebal, segala mengental
segala
tak kukenal
(Chairil
Anwar)
parafrasanya menjadi:
Ketika si ku berkaca, aku sangat
terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu,
dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun
mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya
jadi mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.
Contoh 2
Aku
Kalau
sampai waktuku
'Ku mau
tak seorang 'kan merayu
Tidak juga
kau
Tak perlu
sedu sedan itu
Aku ini
binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Bila
peluru menembus kulitku
Aku tetap
meradang menerjang
Lukadan
bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga
hilang perih peri
Dan aku
akan lebih tidak peduli
Aku mau
hidup seribu tahun lagi
(Chairil
Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia
menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih, bahkan juga kekasih atau
istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang
meratapi kematian si aku sebab tidak ada gunanya. Si aku ini adalah binatang
jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari kelompoknya. Ia merdeka tidak
terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan meskipun ia ditembak, peluru
menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan memberontak terhadap aturan-aturan
yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan
akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa sakit dan penderitaan itu pada
akhirnya akan hilang sendiri.
Si aku akan makin tidak peduli pada
segala aturan dan ikatan, halangan, serta penderitaan. Si aku mau hidup seribu
tahun lagi. Maksudnya, si aku menginginkan semangatnya, pikirannya,
karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko Pradopo)
Jenis parafrasa ada 2 yaitu:
1.
Parafrasa
terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau
menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah
dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa
tersebut.
2.
Parafrasa
bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata
yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.
Parafrasa Terikat
MENYESAL
Kini
PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang
DATANG MEMBAYANGi alam
pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu
AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena
BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka
bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN
ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR
BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)
Parafrasa Bebas
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan
seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-malasan waktu muda dulu.Kini di
hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak
punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia
tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda
untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih
baik (tempat yang dihormati).
Contoh puisi
Gadis Peminta-minta
Setiap kita
bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu
kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku
pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi
hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut,
gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah
jembatan yang melulur sosok
Hidup dari
kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari
kemayaan riang.
Duniamu yang
lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas
di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni,
terlalu murni
Untuk dapat
membagi dukaku
Kalau kau mati,
gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu
tak ada yang punya
Dan kotaku, oh
kotaku
Hidupnya tak lagi
punya tanda
(Toto Sudarto
Bachtiar, suara, 1950 )
A. Mencari Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari
Melulur : meluncur masuk dengan mudah
Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada hanya
ada dalam angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
B. Parafrasa terikat
Setiap kita bertemu dengan gadis kecil
berkaleng kecil aku merasa
iba padanya
Setiap
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam
menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah
padaku pada bulan merah jambu saat itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis
kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng
kecil itu
Mereka Pulang
ke bawah jembatan yang melulur sosok tanpa rasa takut
Mereka Hidup
dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan yang tak kan
pernah ada
Hanya Gembira
dari kemayaan riang.
Namun Duniamu
yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia
ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh
kotaku
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
C.
Parafrasa bebas
Puisi Gadis kecil
berkaleng kecil diatas pengungkapan seorang penyair bahwa Setiap kita bertemu
dengan gadis kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman mereka terlalu abadi
untuk kita kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat mereka saat
meminta minta pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada mereka
kota ini terasa hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu,
sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh mereka meluncur masuk dengan mudah tanpa
rasa takut ataupun kesusahan. Mereka hanya bisa berkhayal dari kehidupan yang
mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak ada. Namun
mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun mereka
selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa mereka
tetap suci dan terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka mati, bagaikan
bulan diatas tak ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi tanpa kehadiran
mereka seperti tiada kehidupan yang berarti.
Contoh
Memparafrasakan puisi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih
menyebut namaMu
Biar susah
sungguh
Mengingat kau
penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip
lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di
negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di
negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku
mengetuk
Aku tidak bisa
berpaling
A. Mencari Arti kata yang sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri asing : pengakuan penyair akan dosa-dosanya,
sehingga ia menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
DipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling : mengungkapkan tekad
bulat penyair yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia
tidak akan berpaling lagi, apapun yang terjadi.
B. Menyisipkan kata pada puisi
Doa
Tuhanku aku mohon ampunanMu
diDalam
aku termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biarpun susah sungguh menghadapi kenyataan hidup
Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh
Dengan cayaMu
panas suci
meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau
sangatlah berarti
Tuhanku yang Maha Esa
Aku seperti hilang bentuk
Terasa Remuk
tubuhku
Tuhanku Yang Maha Kuasa
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Yang Maha Pengampun
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling apapun yang terjadi
C. Parafrasa bebas
Puisi diatas mengisahkan seseorang yang
sedang termangu, ia tetap menyebut nama Tuhannya, Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa
yang ia perbuat . Dia berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah karena
memikirkan urusan dunia.Ia sadar atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci,
meskipun tinggal kerdip lilin baginya sangatlah berarti.Ia merasa seperti
tubuhnya hancur penuh dengan dosa. Ia merasa asing bagi dirinya, Ia bertekad
bulat bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi pilihannya, ia tidak akan berpaling
lagi, apa pun yang terjadi.
sumber : http://kang-faster.blogspot.com